Jenis – Jenis Pengobatan Untuk Mengatasi Gejala Penyakit Asma

drugs-for-asthma-image.jpg

Asma adalah penyakit heterogen, selalu dikarakteristikkan dengan inflamasi kronis di saluran napas. Terdapat riwayat gejala respirasi seperti mengi, sesak, rasa berat, di dada dan batuk yang intensitasnya berbeda – beda berdasarkan variasi keterbatasan aliran udara ekspirasi. Sebelum memberikan diagnosis penyakit berupa asma bronkial (asma stabil), dokter akan melakukan anamnesis atau wawancara medis kepada pasien terlebih dahulu

Hasil anamnesis (dapat subjektif)

Gejala khas untuk asma, jika ada maka meningkatkan kemungkinan pasien memiliki asma, yaitu:

Bacaan Lainnya
1.Terdapat lebih dari satu gejala (mengi, sesak, dada terasa berat) khususnya pada dewasa muda
2.Gejala sering memburuk di malam hari atau pagi dini hari
3.Gejala bervariasi waktu dan intensitasnya
4.Gejala dapat dipicu oleh infeksi virus, latihan, pajanan alergen, perubahan cuaca, tertawa, atau iritan seperti asap kendaraan, rokok, atau bau yang sangat tajam

Faktor risiko asma bronkial:

1.Faktor pejamu
 Predisposisi genetik
 Atopi
 Hiperresponsif jalan napas
 Jenis kelamin
 Ras / etnik
2.Faktor lingkungan memengaruhi berkembangnya asma pada individu dengan predisposisi asma
 Alergen di dalam ruangan (mite domestic)
 Binatang, kecoa, jamur
 Alergen di luar ruangan (tepung sari, bunga, jamur)
 Bahan di lingkungan kerja (asap rokok pada perokok pasif dan pasif)
 Polusi udara (dalam dan luar ruangan)
 Infeksi pernapasan
 Infeksi parasit
 Status sosioekonomi
 Diet dan obat
 Obesitas
3.Faktor lingkungan yang mencetuskan eksaserbasi dan atau menyebabkan gejala – gejala asma menetap
 Alergen di dalam dan di luar ruangan
 Polusi udara di dalam dan di luar ruangan
 Infeksi pernapasan
 Exercise dan hiperventilasi
 Perubahan cuaca
 Sulfur dioksida
 Makanan, aditif (pengawet, penyedap, pewarna makanan)
 Obat – obatan
 Ekspresi emosi yang berlebihan
 Asap rokok
 Iritan (contohya seperti parfum, dan bau – bauan yang merangsang)

Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana

1.Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik pasien asma biasanya normal. Abnormalitas yang paling sering ditemukan adalah mengi ekspirasi saat pemeriksaan auskultasi (mendengarkan suara paru saat mengambil dan mengeluarkan napas), namun suara mengi ini bisa saja hanya ditemukan saat pasien mengeluarkan napas. Penurunan aliran nafas juga dapat terjadi pada pasien dengan penyakit asma sehingga menyebabkan suara mengi tidak terdengar, dikenal juga dengan sebutan “silent chest”

2.Pemeriksaan penunjang
 Arus puncak ekspirasi (APE) menggunakan peak- flowmeter
 Pemeriksaan darah (eosinofil dalam darah)

Sebelum membahas mengenai penatalaksanaan, penting untuk mengetahui bahwa prinsip terapi asma adalah dengan cara menghindari faktor pencetus, dan merencanakan pengobatan jangka panjang.

Jenis – jenis pengobatan untuk menngatasi gejala penyakit asma

1.Obat steroid dan jenis obat anti inflamasi lainnya

Obat anti inflamasi khususnya steroid yang dihirup (diinhalasi) merupakan salah satu pengobatan yang paling penting untuk pasien penyakit asma pada umumnya. Steroid merupakan pilihan terapi yang dapat mencegah serangan asma berulang dan dapat bekerja dalam mengurangi pembengkakan, dan produksi mukus (lendir) pada jalan nafas.

Setelah melakukan terapi menggunakan obat steroid, hasil yang diharapkan adalah sistem pernapasan menjadi kurang sensitif untuk dapat bereaksi terhadapa faktor pemicu sehingga mengurangi gejala asma.

2.Bronkodilator untuk menyembuhkan gejala asma

Bronkus merupakan salah satu komponen sistem pernafasan, sedangkan dilator adalah pelebaran, sehingga yang dimaksud dari bronkodilator adalah pelebaran bronkus agar seseorang dapat bernafas lega tanpa disertai sesak, bunyi mengi, dan rasa berat.

Penggunaan bronkodilator akan membantu merelaksasi otot – otot yang bekerja dalam penyempitan jalan nafas saat gejala asma terjadi. Bronkodilator kerap digunakan dengan cara inalasi (dihirup) untuk memberikan terapi yang cepat dalam menyembuhkan gejala batuk, wheezing/ mengi, rasa sempit di dada, dan sesak nafas karena asma dalam waktu yang cepat.

Bronkodilator terbagi menjadi bronkodilator yang short acting dan long acting Bronkodilator short acting juga kerap digunakan oleh pasien yang terkena exercise-induced asthma atau penyakit asma yang disebabkan karena aktifitas fisik yang cukup menyita tenaga. Bronkodilator tidak untuk digunakan dalam terapi rutin sehari – hari pada pasien asma. Sedangkan untuk bronkodilator yang long – acting biasanya digunakan dengan cara dikombinasikan dengan steroid yang diinhalasi atau kortikosteroid untuk mengontrol gejala asma. Bronkodilator long acting tidak pernah digunakan untuk terapi asma jangka panjang.

3.Obat asma semprot

Penggunaan obat asma semprot merupakan salah satu pilihan terapi untuk merelaksasikan otot –otot jalan nafas pada paru- paru. Menggunakan obat semprot merupakan salah stau cara meredakan gejala asma secara cepat. Obat asma semprot dapat bekerja dalam hitungan menit dan efektif selama 4 sampai 6 jam.

Penggunaaan obat semprot ini tidak dianjurkan untuk dipakai sehari – hari. Bagi beberapa orang, menghirup obat semrot sebelum melakukan aktivitas fisik akan mencegah nafas pendek dan gejala asma lainnya. Efek samping yang mungkin ditimbulkan adalah palpitasi. 

.

.Obat semprot asma yang dapat digunakan antara lain:

 Albuterol (ProAif HFA, Ventolin HFA, dan lain –lain
 Levalbuterol (Xopenec HFA)

Bila gejala asma yang muncul merupakan gejala minor dan jarang kambuh, serta merupakan asma yang hanya kambuh jika melakukan aktifitas fisik, penggunaan obat semprot asma sebagai monoterapi masih memungkinkan untuk dilakukan. Namun apabila pasien memiliki asma yang menetap, terapi yang dibutuhkan juga termasuk kortikosteroid yang diinhalasi.

Berikut beberapa jenis alat semprot pada terapi penobatan penyakit asma, 3 jenis utama tipe terapi yang digunakan adlah sebagai penyembuh (berwarna biru), pencegah (berwarna kuning atau orange), sebagai pengontrol (berwarna hijau).

1.Sebagai penyembuh (berwarna biru)
 Secara umum disebut sebgaai puffer / penyemprt berwarna biru, contohnya adalah Ventolin
 Bekerja dengan cepat ( hanya dalam hitungan beberpa menit saja)
 Membuka jalan napas dengan memberikan efek relaksasi pada otot – otot pernafasaan. Dapat menyembuhkan gejala batuk, mengi, dan sesak nafas dengan cepat
 Hanya digunakan jika dibutuhkan
 Efek samping berupa detak jantung yang lebih cepat, hiperaktivitas pada anak, namun efek samping ini hanya timbul selama beberapa jam.
2.Sebagai pencegah (berwarna kuning atau orange)
 Bekerja lambat
 Mengurangi pembengkakan dan mukus atau cairan pada jalan napas dan membuat jalan napas menjadi tidak terlalu sensitif atau mudah terpicu alergen
 Digunakan setiap hari agar obat bekerja secara optimal
 Efek samping dapat menimbulkan sakit tenggorokan, suara serak, dan seperti ada sensasi dorongan dari mulut (jarang pada anak)
 Digunakan pada derajat asma yang sedang
3.Sebagai pengontrol gejala ( berwarna hijau)
 Bekerja dengan cara membuka jalur nafas selama 12 jam
 Merupakan obat yang mampu menyembuhkan gejala asma
 Efek samping: hiperaktivitas, detak jantung lebih cepat.

.

.

.

Pos terkait