Penyebab Gegar Otak Pada Anak

Penyebab Gegar Otak Pada Anak
Penyebab Gegar Otak Pada Anak

Ketika anak mengalami benturan pada bagian tubuh dan kepalanya dan mengangis kencang, apakah yang terlintas didalam pikiran Anda sebagai orang tua? apakah Anda berpikir bahwa mungkin saja anak mengalami gegar otak? atau hanya mengalami rasa sakit yang biasa terjadi karena sebuah benturan? taukah Anda, anak sangat rawan mengalami gegar otak? jika belum mengetahuinya, cobalah untuk membaca artikel ini dengan seksama untuk mengetahui apakah anak Anda mengalami gegar otak atau tidak.

Kenapa anak bisa gegar otak?

Menurut survey, anak – anak lebih gampang dan memiliki kemungkinan yang lebih besar terkena gegar otak. Hal ini disebabkan karena anak lebih gampang terjatuh dan mengalami benturan yang mungkin saja terjadi ketika anak sedang bermain, berjalan, berlari ataupun karena aktifitas lainnya. Anak yang mengalami benturan pada saat melakukan aktifitas tersebut, sangat rentan terkena cedera pada bagian otak atau disebut sebagai gegar otak.

Seperti yang kita ketahui bersama, gegar otak merupakan cedera traumatis pada otak yang berasal dari benturan atau guncangan yang cukup kuat sehingga otak mengalami guncangan.

Bacaan Lainnya

Anak yang mengalami gegar otak dengan tingkat cedera ringan biasanya hanya akan mudah untuk mengantuk, mudah lelah dan mudah menangis serta nafsu makannya cenderung menurun. Namun pada beberapa kasus, cedera yang dialami oleh seorang anak juga bisa menjadi berbahaya karena gegar otak yang dialami cukup berat. Anak yang mengalami gegar otak dengan cedera yang cukup berat, akan memunculkan beberapa gejala seperti kejang – kejang, muntah hingga mengeluarkan cairan dari mulut, kuping ataupun hidung.

Ketika hal ini terjadi segeralah untuk membawa anak kepada dokter karena anak harus benar-benar diawasi selama 24 jam penuh setelah terjadinya benturan untuk melihat gejala-gejala yang mungkin akan timbul. Pengawasan ini perlu dilakukan karena pada umumnya anak belum mampu secara penuh untuk mengatakan bagian mana yang sakit atau belum mampu untuk mengungkapkan apa yang Ia rasakan.

Gejala yang ditimbulkan

Ketika seorang anak mengalami gegar otak, maka Anda sebagai orang tua harus mampu melihat beberapa tanda dan gejala yang mungkin timbul. Beberapa gejala tersebut dapat antara lain :

  • Anak menjadi rewel dan menangis dengan tangisan yang berlebihan dan kencang terlebih lagi anak gampang menjadi marah ketika diberikan mainan favoritnya.
  • Nafsu makan anak menjadi menurun sehingga anak menjadi gampang lelah, letih dan lesu
  • Anak akan menangis bila Anda memegang, mengelus atau menggerakkan bagian kepalanya
  • Anak menjadi tidak aktif dan sering mengantuk.
  • Terdapat benjolan pada bagian kepala anak.
  • Keluarnya cairan seperti darah atau cairan bening dari mulut , telinga atau hidung anak.
  • Terjadinya kejang – kejang hingga kehilangan kesadaran pada anak.
  • Anak merasakan mual, sakit kepala hingga menjadi muntah
  • Cara berbicara atau penglihatannya menjadi terganggu

Apabila Anda melihat tanda – tanda atau gejala diatas terjadi kepada anak setelah anak mengalami benturan, maka segeralah untuk berkonsultasi dengan dokter dan jangan memberikan obat-obatan kepada anak tanpa petunjuk dari dokter.

Jika keadaan sudah memburuk dan anak tidak sadarkan diri, sebaiknya Anda segera membawa anak ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan. Gejala yang akan timbul apabila keadaan anak memburuk antara lain :

  • Muntah secara berulang – ulang
  • Keluar darah dari hidung, telinga ataupun mulut
  • Tidak mampu untuk berbicara
  • Tidak sadarkan diri atau pingsan dalam waktu yang cukup lama

Gejala gegar otak pada bayi

Pada bayi, tanda-tanda gegar otak dapat mencakup satu atau lebih gejala awal di bawah ini:

  • Menangis atau merasakan sakit pada saat Anda memegan kepalanya
  • Mudah marah dan menjadi rewel
  • Nafsu makan berkurang dan gampang lelah
  • Menjadi anak yang tidak aktif

Gejala gegar otak pada balita

  • Mual atau muntah serta merasakan sakit di area kepala
  • Perubahan perilaku, pola tidur serta pola makan
  • Kehilangan semangat untuk bermain dan bersosialisasi
  • Hilang kesadaran atau pingsan dalam waktu yang cukup lama
  • Anak menjadi gampang bingung serta memiliki tatapan kosong,
  • Gampang melamun atau kaget serta mudah merasa pusing
  • Emosi anak menjadi tidak stabil
  • Tidak seimbang dalam menggerakkan anggota tubuh
  • Sulit untuk mengingat dan berkosentrasi
  • Keluar cairan dari hidung, mulut atau telinga

Setelah terjadi cedera pada kepala

Setelah anak mengalami cedera kepala, tentunya Anda sebagai orang tua harus membawa anak Anda ke dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang lebih maksimal. Nah, setelah mendapatkan penanganan dari tim dokter, langkah yang harus Anda lakukan selanjutnya adalah memberikan waktu yang cukup kepada anak agar dapat beristirahat.

Ketika anak beristirahat, maka fisik dan mentalnya akan lebih cepat untuk pulih. Selain itu anak juga akan menjadi lebih nyaman dan merasakan ketenangan. Tapi perlu diingat, meskipun anak sedang beristirahat, tetaplah awasi anak untuk melihat apakah ada gejala lain yang mungkin muncul. Berikut ini beberapa kegiatan yang mungkin harus Anda hindarkan pada anak.

  • Membatasi beberapa aktivitas yang membutuhkan konsentrasi anak seperti menonton TV, bermain games atau membaca.
  • Hindarkan anak dari kegiatan seperti olahraga atau kegiatan lainnya yang mungkin memberikan cedera pada anak.
  • Jangan melakukan aktifitas yang banyak secara bersamaan, misalkan memberi makan akan sambil membacakannya dongeng atau menonton tv sambil makan.
  • Jangan membawa anak bepergian ke tempat – tempat yang cukup jauh.
  • Berikan obat – obatan yang hanya sesuai dengan anjuran dan saran dokter.

Ketika anak sudah mulai masuk sekolah, Anda selaku orang tua juga harus tetap mengawasinya untuk memastikan bahwa anak Anda sudah benar – benar pulih dan dapat melakukan aktifitas secara normal.

Tapi disaat anak Anda belum mampu untuk mengikuti kegiatan sekolah, sebaiknya Anda melakukan beberapa hal berikut ini :

  • Minta izin kepada sekolah agar anak Anda tidak masuk sekolah untuk beberapa waktu
  • Anda juga bisa meminta sekolah agar anak hanya mengikuti setengah dari kegiatan sekolah selama beberapa hari
  • Ketika anak sudah ingin sekolah, cobalah untuk mengajaknya melakukan aktifitas ringan dahulu. Tujuannya untuk menjamin bahwa anak Anda memang sudah pulih.

Ketika anak Anda mengalami gegar otak maka sebisa mungkin untuk terus memberikan perhatian penuh kepada anak, agar anak merasa disayangi. Penanganan yang tepat dan benar akan meminimalisir risiko yang mungkin saja terjadi.

Tapi ketika gegar otak tidak ditangani dengan serius dan benar, maka mungkin saja anak akan mengalami trauma kepala yang cukup berat serta mungkin saja akan mempengaruhi kondisi fisik dan psikologisnya. Untuk itu selalu perhatikan kejadian atau hal apa saja yang terjadi kepada anak Anda agar keselamatan dan keamanan anak tetap terjamin dengan baik.

Pos terkait